Kawan, kemarin ku melintas di jalan yang biasa kau lalui…
pada hari-hari yang dihembuskan kering,
teriknya yang menyengat,
saat serakmu begitu mendahaga pilu.
Tanpa sengaja
segala kenang tentangmu
bermain di pelupuk mata
ya, senyummu terkembang
mangabarkan hari depan yang gilang-gemilang..
kini ragamu tak lagi di sini
tapi yakinku,
derap langkahmu masih menggebu dalam jejak-jejak kami..
kini kau hanya berteman sepi..
tapi teriakmu masih lantang memecah sombongnya hari.. congkaknya negeri..
tersemat dalam jiwa-jiwa kami..
Satu pesan yang tersisa..
mulailah..
mari buka mata dan telinga kita
kukuhkan tekad
kepalkan tangan
satukan jiwa
rapatkan barisan
demi satu tujuan
untuk cemerlangnya hari depan..
10-03-2012
*Untuk Yoko,
dibaca di Taman Budaya Yogyakarta,
acara: DIA YANG TAK KUNJUNG PADAM
0 komentar:
Posting Komentar