Galeri Sangu Modar*

Edan..., modal-ngeri...
Sedan, solar, sodari segar (saru), galang sang adik gak segan....(moga-lagi)
Sedang SDngeri-->SMAngeri modale galau, alang-alang ..(moga-laku), malang... gan..

Eala-he..., oalah-iku galeri sangu modar...??? (galak)
gak.. sadar....., salah-iku...???

Sadari sedari MALARI...
=ogah-nek gadai modal-negeriku...


Jogja, 27 April 2010

Matur tengkyu kagem : Devisa Saputra / Penulis Antologi Puisi: Semoga adalah Negeriku

*Puisi yang kubuat dengan kata-kata yang merupakan singkatan-singkatan dari 'SEMOGA ADALAH NEGERIKU'
Baca Selengkapnya...

RITUAL

Gelombang hening berkeliaran di singgasanaku kini....
Sementara lalat lalat beterbangan kian kemari sembari terus bernyanyi...
Entah apa yang dinyanyikan oleh lalat-lalat kecil yang terbang mengitari lampu redup di atas kepalaku.... yang tampak menikmati bau pekat di dalam ruangan menyedihkan ini bersama-sama....
“Wew.. ada barang baru...”otakku coba menebak

Kucoba sebaik mungkin untuk meningkatkan kenyamanan yang membuai di antara gemuruh luruh lututku....

Sepoi angin menerobos melalui ventilasi menyebarkan rasa kantuk berkali-kali....
Api rokok terpejam dan menyala mengikuti irama denyut jantung. Samarnya suara tikus yang mencicit jauh di sana, menambah sempurnanya suasana tenang yang mengiringi parade ritual sakit perut yang kualami.

Dalam situasi sekarang, aku adalah tipe orang yang hanya bisa menunggu, walau bagaimanapun juga aku berusaha memikirkan suara apa yang akan muncul dan dapat memecahkan keheningan yang mengganggu ini.

Ah... “plung”..
kau dengarkah suara merdu itu?

Sunyi....

Dinihari yang menyepi...
April 2010
Baca Selengkapnya...

BERSENANGLAH KAWAN

Gemericik air yang mengalir dari selokan samping dapur
Tempatku bercengkrama bersama anak-anak itu
Serasa suara hujan yang tercurah dari langit
Di hadapan bocah-bocah itu kumulai ceritaku
Terserah, mengalir begitu saja dari mulutku
Yang penting mereka senang fikirku


Kuhisap rokokku di tengah kekeh mereka akan ceritaku
Memang itu yang kuingini dari mereka
Keceriaan
Kegembiraan
Kesenangan
Juga kemerdekaan
Tanpa ada larangan untuk tertawa
Tanpa berbatas usia
Tiada kedudukan lebih tinggi
Hanya di emperan teras dapur pengungsian....

Aku hanya menginginkan kesenangan bagi mereka
Kemerdekaan akan saling mencintai
Tanpa nafsu jabatan
Tanpa syahwat politik
Tanpa birahi kekuasaan..

Hanya sebuah catatan.. di tengah pengungsian...
Gondowangi, 1 Desember 2010
Baca Selengkapnya...

MENANTI MENTARI

Kunanti sinarmu
Tapi senja baru saja pergi
Juga hari tadi tak kutemukan sang mentari yang menyinari
Malu ia unjuk diri

Sementara lampu jalanan mulai menyala
Cahayanya yang pias beradu dengan cahaya lain
Menyinar mereka ke segala penjuru
Tapi bukan itu yang kurindu

Aku merindukan mentari yang selalu menjanjikan harapan
Tapi pagi hingga beranjak sore tadi ia selalu bersembunyi di balik awan
Selubung gelap sang awan selalu dan selalu menyelimuti
Hingga hampir pupus harapanku akan sinar mentari

Kapankah ia bersinar lagi
Aku mengharap sinarmu
Bukan kabut kelabu yang kumau
Ayo mentari bersinar lagi

Hanya sebuah catatan di pengungsian...
Gondowangi, 02 Desember 2010
Baca Selengkapnya...

MERINDUMU

Senja di ujung duka...
Ku coba menikmati mengalirnya cahaya...
Bercengkrama, membuka topeng segala masa...
Bebaskan pundakku dari kesombongan...
Bercermin menghapus lara....

Cahaya pias menaburi malam...
Angin meredup menggeliat resah...
Alam raya, pasrah dengan segala kehendakMu...
Bergerak bagai gelombang memecah syahdu...
Beribu hambaMu bernyanyi rindu memecah langit...
Indahnya sang rembulan menggoda tafakur dalam rebahku...

Sungguh, dalam kehadiranMu...
Serasa mendera segala keraguaku...
Menghardik pilu kalbuku...

Rabb, Jiwaku sujud mengerdil di hadapMu...
Hatiku tunduk pada Mu...
Merindu cahayaMu menerangi kelamku...

Yogyakarta, April 2011
Baca Selengkapnya...
 

Copyright © sastra bocah lali omah