Kususuri jalan setapak itu..
Hingga tubuh berpeluh, di belukar beluntas melangkah terseok berliku..
Terjal mendaki.. hingga sang malam sampai di penjuru...
Desiran angin sesekali menerpa tubuh ringkihku...
Hingga kepuasan tiada bertara hadir menyemai hadirkan diriku
Ah.. , keasyikkanku dalam cengkrama dengan alam..
Bergelora, kupertaruhkan jiwaku akan kegersangan dengan sang pencinta..
Bertahan berdiri memandang gemintang yang tampak terserak...
Hingga kuedarkan pandangku ke segala penjuru
Gairahku bergelora... tampak menghadirkan sang pencinta....
Ingin kesematkan cintaku pada sang pencinta, dan aku tahu sang pencinta tetaplah dia...
hingga teriak memekak.. ku ingin bergumul mesra dengannya...
Tapi tetap aku tak juga bercinta..
Dan, aku masih bertahan berdiri di atas bukit..
demi merasakan ketakjuban belaian mesra sang angin.., keindahan alam
Kulahap mesra sang alam yang hadir dengan segenap inderaku...
Keindahan alam begitu membuai.. hingga tak terpejam mataku...
Tak tergambarkan indahnya oleh senandungku...
Permadani, hingga gemintang pun serasa tersenyum akan kehadiranku..
Jelas kulihat langkah sang angin membias dengan cahaya rembulan... hingga bergelayut mesra melintasiku... semilirnya pun tak ragu-ragu membelai.. tubuhku
Aku terus berteriak dan berteriak...ingin suaraku itu bersekutu dengan gemuruh sang bayu yang kerap menerpaku...
Sontak, aku tercekat dalam diam...
Entah apa yang diam-diam mengubur gemulainya alunanku...
Hingga mulutku terbungkam dan suaraku lenyap tersekat...
Membisu lagi dalam senandungku...
Padahal masih banyak yang ingin kusampaikan...
Masih banyak yang ingin kuutarakan..
Masih kudekap rindu melagukan nyanyian...
Tapi, mungkinkah rembulan itu yang merenggut suaraku...?
Wahai sang pencinta,
Masihkah aku mampu menjamah-Mu...?
Bukit Kelir, 22 Mei 2011
2 komentar:
kayaknya teringat sesuatu ni....
hehehe.. , musti selalu teringat..
thanks kunjungannya.. bro...
Posting Komentar