OSPEK: Catatan Ringan Mengenang Memori

OSPEK..?? ah..

Tiba-tiba fesbuk itu seperti memutar kembali kenangan masa lalu, masa OSPEK (2006).  hingga ku dapati diriku tersudut merasa sendiri. Yang ku tahu perasaan itu semakin menghantui…  entah rasa malu, nyesel, bosan meski ada sedikit rasa senang karena bisa menjumpai kawan-kawan satu angkatan..selamat bagi mereka yang sudah lulus, yang belum lulus smoga tetap semangat.

Kawan, entah di mana kini kalian berada yang jelas rasa rindu untuk berkumpul itu ada, ingin kembali menautkan kisah-kisah yang sempat terlupa.

K utulis begitu saja.. mengalir apa adanya.. di grup BSA 2006, dan ah sebuah catatan yang lucu, hanya bermaksud mengulang memori-memori yang hampir terlupa.  Ini catatan yang sempat ku tulis di dinding fesbuk, tapi ku hapus begitu saja... ah.. (untung sempet ku copy :D)., aku tak bermaksud benar-benar menghapusnya dari memori ini. sebuah catatan yang ku tulis dari Negeri Laskar Pelangi

Ini catatan itu, tak ada yng dikurangi atau ditambahi sesuai dengan yg tertulis di FB....:

diundang pak Cholid.. (makasih pak) masuk ke grup ini..,, jadi inget zaman ospek dulu..

ini yg paling saya inget..:

waktu itu kita kumpul di salah satu ruangan Fak. Adab.

tersebutlah salah seorang panitia ospek sebut saja Luthfi (mungkin nama sebenarnya, ehm) yang mempunyai ide untuk mengisi kekosongan karena pemateri belum datang (entah diskusi apa aku lupa).. dimintanya maba yg ingin unjuk kebolehan utk maju ke depan. namun hanya beberapa saja yg maju...(salut buat kalian yg maju)

'klo gak ada yg mau tampil lagi,, sekarang saya tunjuk ya..' teriak Luthfi terdengar agak kemayu. setelah tak ada lagi yg mau maju.

'huuuuu....' sambut maba seperti paduan suara tanpa dikomando.

aku pun yang duduk di belakang tak mau ketinggalan berteriak.

'ya udah..., saya tunjuk ya.., emm.. kayaknya ada tampang-tampang nyeleneh.. dan pengen terkenal...' kata luthfi sembari ditatapnya maba-maba itu satu persatu.

tatapannya terhenti tepat di mukaku. aku tak tahu rona wajahku saat itu.. yg jelas ada rasa-rasa gemeter. kupegengi lututku yang terasa bergemuruh luruh sambil dalam hati terus berdoa 'moga bukan aku.. moga bukan aku..moga bukan aku..'

'nah ini dia.. coba-coba kamu maju' ucapnya, sementara tangannya menunjuk ke arahku.

aku jadi salah tingkah dibuatnya. ku palingkan muka ke kiri, kanan juga.. belakang, berharap salah satu dari maba di dekatku yang dimaksud luthfi.

'kamu...., ia... kamu.. yang rambut gondrong...' teriak Luthfi. sementara tatapan matanya begitu tajam ke arahku setajam kilauan mata pedang Sayidina Ali. sekiranya ada timun di depannya, pastilah sudah terpotong delapan.

ah, apalah daya.. aku pun maju. dan aku baru sadar ternyata aku begitu nyeleneh saat itu. sementara batinku terus memaki-maki (tak perlulah kutulis makian apa yang terlontak di hatiku kala itu)

'tolong perkenalkan diri mas..' seloroh luthfi.. sembari diberikannya salah satu mic yg di tangannya.

'kenalan apa??' tanyaku pura-pura bingung sembari berusaha sedapat mungkin wajahku kubuat culun. oh, ternyata begitu jeleknya wajah ini ketika bercermin di hadapan maba-maba yang begitu gagah dan anggun itu.

'kenalan, kenalan biasa...., perkenalan...!!!' kata luthfi. 'sebutin nama, asal dan jurusan' lanjutnya.

aku cuma diam mendengar omongannya. sudut mataku pun mecuri-curi ke arah tempat dudukku tadi. ku lihat beberapa mahasiswa (bukan mahasiswi) yang tampak begitu ganjen seperti meraya-rayu dengan senyum-senyum sendiri. ah, ruangan ini terasa jadi pengap.

'ya, udah..., saya nanya kamu jawab.. ya..' lanjut lelaki di sampingku itu.

tanpa menunggu jawaban dariku ia langsung melontarkan pertanyaan.

'nama.., siapa?'

'wiwin, wiwin solihin'

'asal?'

'palembang'

'ambil jurusan apa?'

'sastra arab'

ia berhenti sejenak.

'mas wiwin...., kamu punya keahlian.. yg bisa ditampilkan?'

'o..., banyak..' ujarku menimpali pertanyaannya.

'apa? coba sebutin...'

aku kembali diam. ku garuk-garuk kepalaku yang tak gatal.

'nyanyi... puisi...cerita.. pantun.. atau apa?

aku hanya menggelang.

'terus apa..? tanyanya lagi. terdengar kejengkelan dari nada suaranya'

aku diam. kembali ku garuk kepalaku yang baru terasa gatal.

sorot mataku pun berubah menjadi garang...

'udah mas, aku gak mau kayak gini' teriakku seperti terlontak amarah itu dari kepalaku.

'terus terang aku gak senang dengan kayak gini' lanjutku dengan nada yg semakin meninggi.

kubanting mic di tanganku, terdengar berdenging di telinga. kusentuh kerah bajunya dan hampir kucekik leher itu dengan tangan kiriku. kudorong tubuh kurusnya (padahal sama-sama kurus) nyaris menyentu papan tulis.  sementara tanganku yang lain sudah terkepal.

kulihat wajahnya begitu ketakutan, dan ronanya memerah.

panitia yang ada di luar ruangan pun segera masuk begitu mendengar keributan. salah seorangnya memegangiku, berusaha melepas cengkramanku pada luthfi. 'udah mas.. udah..' kata panitia itu.

mataku berkeliaran ke sudut-sudut ruangan. hening.

seperti kebingungan, luthfi menghampiriku.

'ada apa?' tanyanya masih kebingungan. dihelanya nafas berkali-kali.

'nggaaaak..., maksud saya.. itulah keahlianku' ujarku sembari ku sunggingkan senyum penuh keikhlasan. sontak ruangan menjadi ramai.

aku pun kembali ke tempat dudukku semula. sementara luthfi masih masih di depan. diraihnya mic yang terkulai tak berdaya sehabis ku banting tadi sembari ditepuk-tepuknya.

'tes..tes.., yah.... ' ucap luthfi. namun sang mic hanya diam.

'yah.., rusak..'

Pangkalpinang, 01-02-2012

catatan :

meski sering bertemu, aku tak pernah minta maaf pada luthfi.. sampai kini. so.. kalau ada dari kawan2 sekalian yg bertemu luthfi tolong sampaikan permintaan maafku padanya.  o.. ia, sampaikan juga pesanku : 'aku gak gondrong lagi'

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © sastra bocah lali omah